Thanks sudah pernah anggap saya sebagai orang yang paling dekat.
Thanks sudah pernah jagain saya dari cowok-cowok gak jelas yang dekatin saya.
Thanks sudah pernah ingatin saya kalo kelewat pecicilan atau over gila.
Thanks sudah pernah jadi orang yang selalu ada pas saya butuh.
Thanks sudah pernah nasehatin saya biar gak diperbudak sama cinta picisan.
Thanks sudah pernah anggap saya sahabat.
Thanks sudah pernah anggap saya sodara.
Thanks sudah pernah peduli sama saya.
Buat dia yang merasa saja,
Thanks sudah nyadarin saya artinya sahabat, walaupun dengan cara yang menyakitkan.
Thanks sudah nunjukin ke saya, siapa yang sebenarnya kau anggap sahabat.
Dan itu bukan saya.
Thanks sudah nunjukin ke saya, siapa sebenarnya yang kau butuhin.
Dan itu bukan saya.
Thanks sudah nunjukin ke saya, siapa yang sebenarnya kau dengerin kata-katanya.
Dan itu bukan saya.
Thanks sudah nunjukin ke saya, siapa yang kau jaga perasaannya sebagai sahabat.
Dan itu bukan saya.
Buat dia yang merasa saja,
Thanks sudah bikin saya untuk pertama kalinya menangis karena orang yang saya anggap sahabat tidak menganggap saya sebagai sahabat.
Thanks sudah bikin saya untuk pertama kalinya menangis karena orang yang saya anggap sahabat berubah dan menghilang pas saya butuhkan.
Thanks sudah bikin saya untuk pertama kalinya menangis karena orang yang saya anggap sahabat tidak pernah menunjukkan bahwa dia kehilangan saya pas saya menjauh.
Thanks sudah bikin saya untuk pertama kalinya menangis karena orang yang saya anggap sahabat menyalahkan saya pas saya menjauh.
Thanks sudah bikin saya untuk pertama kalinya menangis karena orang yang saya anggap sahabat tidak ada niat untuk memperbaiki keadaan.
Saya butuh sahabat, tapi mugkin memang bukan kau.
Saya butuh tempat curhat, tapi sepertinya memang bukan kau.
Saya butuh teman, tapi tidak dengan cara mengemis ke kau.
Well, kau milih buat menjauh, dan saya sudah terbiasa dengan keputusanmu.